Facebook dan Remaja Kita
Ketika ada sebuah kasus “penculikan” seorang siswi SMA di kecamatan Jogoroto, banyak orang tua terhenyak. Kasus yang konon digembar-gemborkan dikarenakan situs jejaring facebook ini bahkan menyita perhatian publik secara nasional. Facebook? Apalagi ini, banyak orang tua hanya geleng-geleng kepala ketika ditanya tentang apa facebook itu.
Aduh duh, kemana saja orang tua selama ini? Situs facebook yang begitu populer pun tidak pernah ia mendengar. Sedangkan anaknya sudah berasyik ria dengan facebook setiap hari. Dikira si anak hanya asyik ber sms dengan hpnya, padahal ia sedang asyik ber facebook. Ia sedang asyik berbincang dengan teman-teman baru yang tersebar di seluruh dunia. Ya, seluruh dunia!
Aduhai, kasihan orang tua yang mengira anaknya adalah anak yang pendiam, anak yang penurut, anak rumahan yang tidak pernah keluar rumah, anak yang bebas dari pergaulan bebas. Padahal yang sesungguhnya, si anak sedang bergaul dengan ratusan bahkan ribuan teman lewat hp di tangannya. Meskipun secara fisik, ia tidak keluar rumah padahal ia sudah sampai ke seluruh penjuru nusantara.
Nah, setelah kasus “penculikan” itu banyak orang tua yang menyadari betapa zaman sudah berubah. Internet yang dulu hanya dalam angan saja, ternyata sekarang sudah bisa dinikmati hanya lewat benda kecil di telapak tangan. Kasus ini membuat beberapa orang tua marah besar dan akhirnya melarang anaknya untuk memegang handphone. Namun ada juga orang tua yang akhirnya tertantang untuk mempelajari internet agar ia tidak mudah dibodohi oleh anaknya atau yang lebih penting adalah supaya dia bisa lebih nyambung dengan anaknya.
Kasus ini seharusnya menjadikan hikmah bagi kita semua. Seharusnya orang tua mulai berpikir, apakah dirinya selama ini telah mengikuti perkembangan zaman. Ingatlah, zaman terus berubah. Dunia terus berkembang. Ilmu juga terus berkembang. Orang tua jelas tidak mungkin mendampingi anak-anaknya dengan ilmunya yang dulu. Sudah jadul. Maka jangan salahkan si anak, ketika dia tidak dekat dengan orang tua. Ketika anak jarang ngobrol dengan orang tua. Ketika anak tidak pernah curhat dengan orang tuanya. Sebaliknya malah si anak lebih dekat dengan pembantu atau teman-temannya. Mengapa komunikasi antara anak dan orang tua renggang? Ya, salah satu penyebabnya karena tidak nyambungnya orang tua dengan si anak.
Efek dari komunikasi yang tidak lancar inilah yang pada ujungnya akan menjauhkan si anak dengan orang tua. Jadi, segera belajarlah untuk mengetahui perkembangan zaman. Sehingga dengan ilmu kekinian, diharapkan para orang tua akan lebih nyambung ketika ngobrol dengan si anak. Dan si anak pun akan merasa aman dan nyaman berada dekat dengan orang tua. Sehingga kasus “penculikan” seperti di atas yang awalnya dikarenakan curhat-curhatan di facebook bisa diminimalisir. Sekarang terserah anda, mau melarang anak menggunakan hp atau internet atau belajar lebih serius untuk mengetahui ilmu kekinian. Dan tentu akan berbeda hasilnya. Selamat belajar. [ ]
No comments:
Post a Comment