Tuesday, June 15, 2010

Menjadi jiwa merdeka dengan puasa

Oleh: Adam Muhammad, Pimpinan Eiffel Indonesia

MERDEKA! Kata itu begitu sering dilontarkan masyarakat saat awal-awal kemerdekaan bangsa ini tercapai. Saat proklamasi kemerdekaan di proklamirkan oleh Soekarno, segera bahagia meliputi hati seluruh warga Indonesia. Ketika mereka berjumpa dengan kawan kata MERDEKA! Senantiasa mereka pekikkan. Sungguh sebuah spirit yang luar biasa.

Agustus ini kembali kita mengenang sebuah momen yang bersejarah. Namun, tentu saja peringatan kemerdekaan ini diharapkan dapat memupuk kembali semangat kita untuk benar-benar menjadi bangsa yang merdeka. Adapun upacara dan lomba-lomba agustusan hanyalah sebuah ungkapan rasa syukur kita ke hadirat Allah. Lebih dari itu, seharusnya kita mengambil spirit para founding father negara kita ini yang telah begitu rela menyumbangkan pikiran, harta bahkan nyawa mereka demi kemerdekaan bangsa ini.

Bulan ini adalah bulan Agustus. Bulan ini juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Dan dahulu proklamasi kemerdekaan ini juga bertepatan juga dengan bulan Agustus dan Ramadhan. Nah, marilah kita merenung sebentar apakah kita sudah benar-benar menjadi insan yang merdeka. Merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya.

Merdeka bukanlah berarti kita bebas sebebasnya melakukan semua yang kita inginkan. Kalau ada orang yang merasa merdeka dengan bebas melakukan perbuatan-perbuatan kotor atau maksiat seperti dholim, korupsi dan sebagainya maka sebenarnya ia tertipu dengan kemerdekaan yang ia ciptakan sendiri.

Pantaslah Bung Tomo selalu memekikkan kata “Allahu Akbar” dalam setiap pertempuran untuk membangkitkan semangat para pejuang. Begitulah para pejuang itu selalu mengagungkan asma Allah dalam merebut kemerdekaan bangsa ini. Apakah artinya ini? Ini adalah sebuah pengakuan dari dalam hati yang mengakui bahwa setiap manusia itu sejatinya adalah kecil. Hanya Allah-lah yang besar. Kita sebagai manusia tidaklah memiliki kekuatan sedikitpun di hadapan-Nya. Dan oleh karena itu adalah tidak ada hak sama sekali bagi orang lain untuk melakukan penjajahan kepada manusia lainnya.

Merdeka berarti kita telah lepas dari nafsu-nafsu yang membelenggu kita. Merdeka berarti kita bebas mencari ilmu pengetahuan. Merdeka berarti kita memiliki hak yang sama dengan manusia manapun. Merdeka berarti kita tidak merasa minder dengan manusia manapun. Merdeka berarti kita mampu untuk berdiri di atas kaki kita sendiri tanpa selalu bergantung kepada orang lain. Intinya adalah merdeka berarti kita benar-benar menjadi hamba Allah saja, mengabdi kepada-Nya dan tidak terbelenggu kepada yang selain-Nya karena hanya Dia-lah yang Maha Besar, Dia-lah tempat kita bergantung, dan kepada-Nyalah kita akan kembali. Allahu Akbar.

Ramadhan ini adalah wahana latihan kita untuk menjadi jiwa-jiwa yang merdeka. Saat inilah saat yang tepat bagi kita untuk menempa kematangan jiwa kita. Menempa kemampuan kita untuk meredam dan mengendalikan nafsu kita. Menempa keikhlasan kita. Agar nanti di akhir Ramadhan, kita benar-benar menjadi orang yang suci kembali layaknya bayi yang baru dilahirkan. Dan menjadi orang yang merdeka sesungguhnya yakni menjadi orang yang bertaqwa persis seperti yang dikehendaki Allah atas puasa-puasa yang kita lakukan. [ ]

No comments:

Post a Comment